Jumat, 17 April 2009

Komposit dan Kompomer


ILMU KONSERVASI GIGI I

KOMPOSIT DAN KOMPOMER

Kelompok VII

Pembimbing : Kun Ismiyatin, drg.,M.Kes,SpKG

1

Zulaikha Dwi Lestari

020710122

2

Sinta Puspita

020710123

3

Karina Mundiratri

020710124

4

Ryan Raditya Tjandra

020710125

5

Tika Rahardjo

020710126

6

Dipta Tejo Nugroho

020710127

7

Benyamin Klemens G

020710128

8

Ririn Aliftiani

020710129

9

Verde Wigid Putra

020710130

10

Syafira Arieffah

020710131

11

Yeni Dian Lesmaya

020710132

12

Richard Harsono

020710133

13

Putri P Paramita

020710134

14

Indra Gunawan

020710135

15

Priskilla Naomi W.

020710136

16

R.Aditya Wisnu W.

020710137

17

Nur Azniza

02071026

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2008

Komposit dan Kompomer

Manfaat mempelajari aplikasi dan bahan resin komposit a.l:

1. Resin komposit merupakan salah satu restorasi gigi estetis karena sewarna dengan gigi.

2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi resin komposit.

3. Mengetahui prosedur perawatan mulai dari preparasi gigi sampai dengan finishing restorasi resin komposit.

Bahan restorasi resin komposit di bidang kedokteran gigi dewasa ini semakin banyak digunakan. Keadaan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dalam bidang material kedokteran gigi. Para peneliti telah membuktikan bahwa resin komposit mempunyai sifat fisik dan mekanik resin dan menyebabkan perubahan sifat mekanis resin yang lebih baik jika dibandingkan dengan bahan tumpatan lain yang diketemukan sebelumnya, misalnya silikat ataupun resin akrilik. Kelebihan resin komposit yang lain yaitu pada waktu tahap preparasi tidak mernbuang jaringan dari gigi terlalu banyak, perlekatannya secara adesif dan mempunyai nilai estetik yang baik.1

A. Komponen dan Komposisi Bahan Resin Komposit

Istilah bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurang-kurangnya dua bahan kimia yang berbeda secara kimia dengan suatu komponen pemisah yang nyata diantara keduanya. Bila konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan yang tidak akan diperoleh bila hanya digunakan satu komponen saja. (teksbuk konser)

Bahan restorasi komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan komponen anorganik sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan. Kebanyakan bahan komposit saat ini menggunakan molekul BIS-GMA, yang monomer dimetakrilat yang disintesis oleh reaksi bisfenol-A dan glisidil metakrilat. Reaksi ini dikatalisasi oleh amine-peroksida. Bahan pengisi berfungsi untuk mengurangi pengerutan pada saat polimerisasi dan menambah kekerasan. Indeks bias dan kepadatan partikel pengisi mirip dengan struktur gigi. (teksbuk konser)

1. Bahan Pengisi (Filler)

Dimasukkannya partikel pengisi ke dalam suatu matriks secara nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benar-benar berikatan dengan matriks. Bila tidak, partikel bahan pengisi dapat melemahkan bahan. Karena pentingnya bahan pengisi yang berikatan kuat, jelas terlihat bahwa penggunaan bahan pengisi tambahan sangatlah diperlukan untuk keberhasilan suatu bahan komposit. Jumlah pengisi yang dapat dimasukkan ke dalam matriks resin umumnya dipengaruhi oleh daerah permukaan pengisi.

Bahan pengisi akan berfungsi mengurangi muai panas dan meningkatkan ketahanan bahan terhadap abrasi. Bahan pengisi anorganik yang digunakan adalah komponen aluminium silikat dan glass sphere serta rod. Kekurangan dari bahan-bahan ini adalah ikatan antara bahan pengisi dan matriksnya yang memungkinkan partikel bahan pengisi yang relatif besar terungkit sehingga terbentuk permukaan yang selalu kasar.

2. Resin Matrix

Kebanyakan resin biasanya didasarkan pada oligomer dimethacrylate (BIS-GMA) atau urethane dimethacrylate (UDMA). BIS-GMA dan UDMA adalah cairan pekat dengan ikatan molekuler monomer yang rendah (dimethacrylate) ditambah untuk mengontrol konsistensi pasta komposit. Kedua oligomer dan ikatan molekuler monomer yang rendah digambarkan sebagai ikatan atom C rangkap dua yang bereaksi untuk mengubah keduanya menjadi polimer.

3. Silane Coupling Agent

Untuk mendapatkan sebuah ikatan yang bagus antara inorganic filler dan resin matrix , diberikan silane pada permukaan filler di mana silane memiliki kelompok yang bereaksi dengan filler inorganik dan kelompok lain bereaksi dengan matrix organik.

Bila ingin mendapatkan dan mempertahankan sifat optimum dari komposit, partikel pengisi harus melekat pada matriks resin. Ini akan menyebabkan matriks polimer yang lebih plastis meneruskan stres ke partikel filler yang lebih kaku. Ikatan antara kedua tahap komposit ini dibentuk oleh coupling agent. Aplikasi coupling agent yang tepat (biasanya berupa silane) dapat memperbaiki sifat fisik dan mekanis serta memberikan stabilitas hidrolitik untuk mencegah air berpenetrasi di antar permukaan resin-filler. (teksbuk konser)

KOMPOSIT

Semen komposit mulai diperkenalkan pada akhir tahun 1960-an. Terdiri dari matriks resin dan pengisi organic. Bahan pengisi akan berfungsi mengurangi muai panas dan meningkatkan ketahanan bahan terhadap abrasi. Resin yang digunakan pada kebanyakan komposit adalah berdasarkan pada produk reaksi dari bisfenol Adan glisidil metakrilat.

Bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan 2 atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik daripada bahan itu sendiri. Contoh bahan komposit alamiah adalah email gigi dan dentin.

Komposit dapat ditahan dalam kavitas baik dengan retensi mekanis konvensional di dalam dentin atau dengan ikatan mikro-mekanis dari tag resin di dalam email, bila email dietsa dengan asam. Kemampuan komposit etsa-asam untuk berikatan dengan email ini, sudah dimanfaatkan untuk:

- Splinting gigi-gigi yang goyang

- Memasang jembatan Rochette atau braket ortodonsi

- Memodifikasi kontur gigi untuk membantu retensi geligi tiruan

- Memperbaiki tampilan dari gigi-gigi yang bentuknya kurang baik atau gigi dengan perubahan warna intrinsic

Manipulasi dari komposit ini umumnya bervariasi. Bahan dipasarkan dalam dua bentuk, bahan yang diaktifkan dengan cahaya dan bahan yang diaktifkan secara kimia.

Untuk bahan resin yang diaktifkan dengan cahaya, bahan dasarnya diaduk dan diaplikasikan ke gigi, ditahan pada tempatnya dengan matriks dan dipolimerisasi dengan menggunakan cahaya yang kuat. Bahan-bahan ini mempunyai kelebihan yaitu waktu kerjanya tidak terbatas sehingga memungkinkan matriks dipasang dengan tanpa tergesa-gesa, tetapi harus digunakan dengan hati-hati karena bila bahan ini terlalu tebal pengerasannya tidak dapat diandalkan.

Resin yang diaktifkan secara kimia mempunyai waktu kerja yang terbatas dan dewasa ini dipasarkan dalam tiga tipe system yaitu :

- Sistem dua adonan : polimerisasi terjadi bila adonan dicampur dan diaduk bersama

- Adonan yang mengandung semua bahan kecuali aktivator yang berbentuk larutan terpisah dan diaduk dengan adonan sebelum digunakan

- System bubuk-cairan : bubuk mengandung bahan pengisi anorganik dan activator, cairan mengandung monomer an komponen-kompone lainnya

Pengadukan harus dilakukan sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya. Bila digunakan teknik etsa asam, tepi email dari kavitas harus dietsa dengan larutan asam fosfor selama satu menit. Bahan etsa harus dicuci dengan hati-hati dengan menggunakan semprotan udara selama 10 detik dan daerah tersebut dikeringkan dengan semprotan udara yang bebas minyak. Permukaan yang dietsa harus dijaga agar tidak tersentuh dan harus bebas dari semua kontaminasi.resin organik.

Untuk mendapatkan komposit yang memiliki sifat mekanik yang baik, sebuah ikatan yang kuat harus terjadi antara matriks resin organic dan pengisi anorganik. Ikatan ini dicapai dengan melindungi partikel pengisi dengan silane coupling agent, yang tidak hanya menam,bah kekuatan komposit, tapi juga mengurangi kepadatan dan absorpsi air.

Komposit biasanya dibagi menjadi tiga tipe berdasarkan ukuran, jumlah, dan komposisis pengisis anorganik : (1) komposit konvensional, (2) komposit mikrofil, (3) komposit hybrid. Perubahan yang terkini dari komposisi komposit telah dihasilkan dalam kategori tipe hybrid yang lain, termasuk flowable, packable, dan komposit nanofil.

KOMPOMER

Resin multifungsi lain yang juga popular adalah asam poliakrilik dimana hidroksietil metakrilat (HEMA) telah dicangkokkan. Asam poliakrilik termodifikasi tersebut (PAA) digunakan dalam semen ionomer kaca yang dikeraskan dengan sinar. Selama pemaparan, polimer radikal bebas dirangsang, menyebabkan kelompok metakrilat bereaksi. Reaksi yang mengikat silang molekul PAA mendorong reaksi pengerasan awal. Setelah resin ini, gugus karboksilat terus bereaksi dengan partikel kaca melalui reaksi asam basa. Selama reaksi ini, PAA melepaskan ion-ion hydrogen dan rantai PAA menjadi bermuatan negative. Namun, peningkatan muatan negative ini diimbangi dengan pelepasan kation dari kaca. Kation-kation ini seperti Ca2+ dan Al3+, membentuk ikatan ionic antar-rantai yang sekarang menjadi terikat silang secara ion. Selain itu, rantai PAA bermuatan negative akan membentuk ikatan dengan jaringan gigi yang mengandung kation Ca2+.

Dengan mengamati molekul PAA yang termodifikasi ini, terlihat bahwa begitu gugus metakrilat meningkat, jumlah gugus karboksilat menurun. Ini penting karena gugus karboksilat yang lebih sedikit akan mengurangi luas reaksi asam basa dan melemahkan interaksi email-dentin. Jadi, ionomer kaca pengerasan sinar dapat digambarkan sebagai suatu kombinasi dari polimerisasi tambahan dan reaktivitas asam basa, menghasilkan apa yang disebut bahan hybrid. Istilah yang lebih berarti untuk golongan bahan ini adalah kompomer, karena mengkombinasikan sifat bahan komposit dengan ionomer kaca.

Kompomer dapat dideskribsikan secara tepat sebagai komposit yang telah ditambahkan dengan komponen glass ionomer. Terutama light cured, kompomer mudah digunakan dan didapat karena sifat super handling. Secara keseluruhan, sifat fisiknya begitu istimewa dibandingkan dengan glass ionomer tradisional dan RMGIs, tapi lebih rendah daripada komposit itu. Indikasinya untuk penggunaan klinis terbatas. Walaupun kompomer dapat melepaskan lorida, hasilnya tidak menopang di tahap konstan, dan kariogenitasnya masih dipertanyakan.

B. Jenis Resin Komposit

Jenis resin komposit berdasarkan bahan pengisinya, dibagi menjadi ....(+penjelasan)

Jenis resin komposit berdasarkan cara pengerasannya, dibagi menjadi

....(+penjelasan)

C. Bahan Pengisi Resin Komposit

Jenis dan ukuran bahan pengisi......

Kebanyakan komposit memiliki filler dengan ukuran diameter rata-rata 0,5-3ยตm (partikel fine) atau 0,04ยตm (partikel microfine). Pecahan dari partikel memiliki diameter 0,04ยตm, berubah-ubah berat dari beberapa persen hingga 35%. Persentase volume partikel filler lebih rendah dibanding persentase berat, karena density dari filler lebih tinggi jika dibandingkan dengan density dari polymer matrix.

Komposit dibagi 2 kelompok, microhybrid composite dan microfilled composite. Microhybrid composite mengandung campuran dari partikel filler fine dan microfine dengan 84% berat merupakan filler. Partikel- partikel filler microfine tepat di antara partikel-partikel filler fine, menghasilkan total konsentrasi filler 70% volume. Microfilled composite mengandung microfine filler dengan permukaan yang sangat luas. Hanya 35%-50% volume dari partikel ini dapat digunakan beserta resin matrix dan masih menghasilkan pasta yang viskositasnya dapat diterima. Beberapa microfilled composite menggunakan filler-filler yang partikel-partikel polimer dikuatkan dengan partikel-partikel microfine, yang kemudian dicampur dengan resin matrix. Penguatan partikel-partikel filler kemungkinan sebesar 10-20ยตm. Produk-produk hasil campuran ini memperbolehkan pemasukan dari filler-filler microfilled lebih banyak dan menghasilkan pasta dengan viskositas yang pantas.1-2

Komposisi filler berbeda-beda. Quartz, lithium aluminium silicate, barium, stronsium, zinc, atau ytterbium glasses digunakan untuk komposisi filler fine. Komposisi filler microfine adalah partikel colloidal silica. Filler fine mangandung atom barium, stronsium, zinc, atau ytterium yang radiopaque dan radiopacity menjadi proporsional dengan fraksi volume dari filler. Quartz (crystalline silica) dan lithium aluminium silicate tidak radiopaque. Penentuan penggunaan komposit adalah radiopaque atau tidak. Penggunaan komposit radiopaque untuk restorasi gigi-gigi posterior.1-2

Bahan pengisi akan berfungsi untuk mengurangi muai panas dan meningkatkan ketahanan bahan terhadap abrasi.

D. Polimerisasi dan Struktur Resin Komposit

Cara/”proses” polimerisasi resin komposit (mekanisme perubahan struktur kimia yang menyebabkan pemasakan resin komposit )

Alat untuk polimerisasi resin komposit dan fungsinya (misal LED Halogen, dll)

E. Tujuan dan Penggunaan Etsa Asam

Suatu tambahan yang bernilai untuk retensi dari sistem resin adalah teknik etsa atau demineralisasi email antara permukaan restorasi. Teknik tersebut sangat membantu restorasi kelas IV. Kadang-kadang restorasi kelas IV diubah dengan membuat bahu kecil atau chamfer pada email sejauh mungkin mengelilingi preparasi untuk mendapatkan email yang lebih luas bagi prosedur etsa. Ini adalah keadaan yang melibatkan fraktur insisal, dimana retensi total dari bahan restorasi mungkin diperoleh menggunakan mekanisme etsa asam. Ada saatnya prosedur ini ditambahkan pada preparasi konvensional, untuk keberhasilan suatu restorasi.

Keputusan untuk menggunakan etsa asam saja atau dalam kombinasi dengan preparasi didasarkan pada:

1. Lokasi dan ukuran pulpa. Ini dapat mengurangi kegunaan beberapa bentuk preparasi, dengan pengecualian preparasi yang terbatas pada email.

2. Terlibatnya daerah insisal atau oklusal. Etsa asam sendiri tidak akan mampu mendukung restorasi yang menjadi subyek tekanan pengunyahan.

Etsa asam pada permukaan email sangat menguntungkan untuk retensi restorasi resin pada gigi anterior yang fraktur. Demikian juga, ini sangat menguntungkan pada jenis restorasi yang lain, misalnya kelas III dan kelas IV, sekalipun retensi hasil preparasi sendiri cukup adekuat pada keadaan tersebut. Bagaimanapun juga, system bonding dari resin yang lebih rapat terhadap email pada bagian tepi mengurangi kemungkinan pewarnaan dan kebocoran mikro di bagian tepi, terlepas dari tipe resin yang digunakan.

Indikasi Etsa Asam

1. Mendukung restorasi posterior kelas I dan kelas II.

2. Kelas III, tambahan pada retensi konvensional.

3. Kelas IV, sudut insisal gigi anterior.

4. Fraktur email, terutama insisivus sentral dan lateral atas.

5. Kelas V, di oklusal atau insisal email sebagai tambahan retensi.

Etsa asam tidak akan berhasil jika bagian email tidak cukup luas atau jika restorasi mendapat beban tekanan oklusal yang berat. Jadi, banyak restorasi yang besar pada insisivus bawah gagal bila etsa asam digunakan sebagai retensi utama. Dalam preparasi resin dengan retensi yang meragukan, pin sebaiknya ditambahkan sebagai pendukung.

Penggunaan Etsa Asam

Perindungan Dentin dan Pulpa.

Sebelum aplikasi etsa asam atau penematan restorasi resin, dentin harus dilindungi dengan memberikan pelapik. Bila pelapik tidak diberikan,asam yang berfungsi sebagai etsa atau resin akan menyebabkan iritasi terhadap pulpa. Vernis umumnya tidak digunakan sebagai pelapik karena bagian monomer resin dapat melarutkan vernis, yang menghilangkan barier pelilndung. Juga bahan pelarut pada vernis mengganggu pengerasan resin.

Basis kalsium hidroksida adalah pilihan pelapik yang dianjurkan. Bahan diaplikasikan sebagai suatu lapisan tipis di bawah resin. Dalam teknik etsa asam, asam fosfat dapat melarutkan sebagian pelapik kalsium hidroksida, mengharuskan dilakukan penambahan atau aplikasi ulang dari bahan pelapik. Bahan baru seperti monomer kaca yang diaktifkan sinar lebih disukai untuk pelapik karena bahan ini melekat pada dentin dengan amat baik. Retensi preparasi harus diperiksa dan bahan pelapik yang mungkin telah menembus daerah tersebut dibuang.

Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasikan perbaikan ikatan antara permukaan email-resin. Salah satu alasannya adalah asam meninggalkan permukaan email yang bersih, yang memungkinkan resin membasahi permukaan dengan lebih baik. Asam juga menyerang permukaan email, meninggalkan permukaan yang secara mikroskopis tidak teratur. Jadi, bahan etsa membentuk lembah dan puncak pada email yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut. Resin “tag” kemudian menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin pada gigi. Panjang tag yang efektif sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior dewasa adalah 7-25 ยตm.

Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Kosentrasi 35 hingga 50% adalah tepat. Banyak pabrik memasok asam ini dalam bentuk larutan atau gel bersama resin.

Pada akhir dari penempatan bahan restorasi, dentin dilindungi dengan suatu pelapik kemudian larutan asam ditempatkan pada email menggunakan kapas kecil atau sikat bulu unta yang haus. Pencegahan dilakukan untuk membatasi aplikasi asam dan mencegah mengalirnya asam ke daerah-daerah email tepi yang tidak diinginkan. Isolator karet dipasang untuk membatasi aliran asam. Asam yang berbentuk gel lebih baik digunakan untuk mencegah aliran asam yang berlebihan pada email. Asam diaplikasikan dan dibiarkan tanpadiganggu kontaknya dengan email selama minimal 15-20 detik tanpa menyeka atau menghapus permukaan email. Asam dan bahan dekalsifikasi dibersihkan dengan air selama minimal 30 detik kemudian dikeringkan selama 15 detik dengan alat pengering. Alat pengering harus terjamin bebas dari kontaminasi.

Email yang teretsa harus tampak terdekalsifikasi yaitu berwarnna putih. Jika belum terlihat putih, diduga bahwa asam kurang adequate, dan asam tersebut harus diaplikasikan kembali agar menghasilkan permukaan email yang cukup untuk menerima dan mendukung perlekatan resin. bias Anya cukup dilakukan satu kali aplikasi, yang diikuti dengan cepat oleh prosedur restorasi. Namun, gigi pasien yang seriing kumur-kumur dengan fluor biasanya resisten terhadap dekalsifikasi, sehingga perlu berkali-kali dietsa. Pada beberapa keadaan, diperlukan waktu tambahan untuk menjamin dekalsifikasi email. Sebaliknya, email yang belum matang pada anak-anak lebih cepat teretsa daripada email yang matang pada dewasa.

Tujuan etsa asam

Pengerutan polimerisasi terjadi ketika resin metakrilat mengeras, oleh karena itu kebocoran tepi restorasi lebih mungkin terjadi pada restorasi resin dibandingkan bahan jenis lain. Bahan komposit yang ada saat ini tidak memiliki kemampuan untuk menahan kebocoran tepi, sehingga kebocoran cairan mulut sering terjadi pada bagian yang berdekatan dengan restorasi. Secara singkat tujuan etsa asam adalah meningkatkan perlekatan mekanis dan menutup tepi. Prosedur ini memperluas penggunaan bahan restorasi berbasis resin karena memberikan ikatan yang kuat antara resin dan email serta memecahkan masalah yang dihadapi oleh restorasi berbasis resin yaitu perubahan warna di bagian tepi karena kebocoran tepi restorasi yang berhadapan. Anusavice

PENGGUNAAN

Teknik etsa asam membentuk basis bagi kebanyakan prosedur inovatif kedokteran gigi, seperti retensi logam berikatan resin, vinir berlapis porselen dan braket ortodontik. Anusavice Secara sistematis, ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan etsa asam : metode, waktu, konsentrasi asam, dan tipe asam yang digunakan.

  1. Metode. Asam fosforik dapat diaplikasikan dalam bentuk gel dengan menggunakan kuas atau injeksi. Anusavice, Jordan Kuas lebih dianjurkan karena ujung yang baik dari kuas akan mengikatkan asam ke enamel pada preparasi chamfer-shoulder dan bulu kuas yang halus akan mencegah gosokan kasar yang nantinya akan menghasilkan penurunan retensi akibat fraktur dari enamel interstitial yang mengelilingi pori-pori yang sangat kecil (micropore). Jordan
  2. Waktu. Waktu yang digunakan untuk etsa asam fosforik tidaklah lama, normalnya 10-60 detik. Mc Cabe Waktu yang lebih lama tidak akan menambah kekuatan ikatan. Namun, lamanya pemberian etsa bervariasi tergantung riwayat gigi yang dietsa. Aplikasi dapat lebih lama (1 menit atau lebih) pada gigi susu dan gigi yang mengalami fluorosis karena keduanya bersifat melawan prosedur etsa. Jordan
  3. Konsentrasi asam. Konsentrasi 30%-50% adalah yang paling efektif dan banyak terdapat di pasaran. Anusavice, Mc Cabe Konsentrasi 37% merupakan konsentrasi terbanyak di pasaran. Konsentrasi lebih dari 50% dapat menyebabkan pembentukan monokalsium fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut. Anusavice
  4. Tipe asam yang digunakan. Ada 2 macam tipe asam yang dapat digunakan untuk etsa yaitu gel dan larutan encer. Tipe larutan encer mudah untuk digunakan tetapi sangat sulit untuk mengontrol flow cairan. Jordan, Mc Cabe Gel fosforik dengan viskositas tinggi seperti Caulk Gel Etchant atau Ultradent Etching Gel lebih mudah untuk dikontrol secara klinis. Jordan Dalam pembuatannya, gel tersebut seringkali dibuat dengan menambah silika koloidal atau butiran polimer ke dalam asam.

. Pada umumnya etsa dipasok dalam bentuk gel agar peletakan bahan dapat lebih dikendalikan. Selama peletakan usahakan agar gelembung udara antara kedua bahan tidak masuk karena jika ada gelembung udara daerah tersebut tidak dapat teretsa. Anusavice

Setelah dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik, kemudian enamel dikeringkan. Tanda keberhasilan etsa tampak pada permukaan enamel yang berwarna putih salju. Enamel ini harus dijaga agar tetap kering sampai resin diletakkan, tujuannya untuk membentuk ikatan yang baik. Kontak dengan saliva atau darah misalnya, walaupun hanya sebentar dapat menghalangi pembentukan resin tag yang efektif dan mengurangi kekuatan ikatan. Jika terjadi kontaminasi, kontaminan harus segera dibersihkan, enamel dikeringkan serta dietsa kembali selama 10 detik (lebih singkat dari waktu etsa awal). Anusavice, Mc Cabe

F. Tujuan dan Penggunaan Bonding

Setelah pengetsaan asam pade email, bahan bonding diaplikasikan. Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang tanpa pasi atau dengan hanya sedikit bahan pengisi(pasi). Bahan bonding dipasok dalam bentuk resin yang diaktifkan secara kimia atau resin polimerisasi sinar. Berdasarkan teorinya, resin dengan viskositas yang rendah akan mengalir segera ke daerah yang porus yang dihasilkan oleh etsa dan menjamin pembentukan tag resin yang maksimal. Jadi, bahan bonding mencapai suatu perlekatan yang baik dengan gigi. Resin komposit segera dimasukkan dan mengikat lapisan antara dari bahan bonding resin.

Keuntungan utama dari bonding adalah dapat menjamin bahwa resin membasahi gigi dengan baik dan terbentuk resin tag yang maksimal. Sebagai hasil polimerisasi, aliran komposit berkurang. Dengan berkurangnya aliranini, kemampuan resin berkurang. Walaupun ada pengurangan daya alir, yang tentu saja tidak terjadi pada sistem sinar, penggunaan bahan bonding mungkin merupakan suatu takaran pengaman yang baik bahkan untuk resin ini. Bahan bonding juga menguntungkan untuk resin pasi mikro yang agak lebih kental.

G. Indikasi dan Kontraindikasi

Penggunaan resin komposit untuk merestorasi gigi-gigi posterior mulai dikembangkan pada sekitar tahun 1970, sehingga kini resin komposit dapat dikatakan sebagai bahan tambalan multi guna dalam bidang kedokteran gigi.

Selama ini percobaan mengenai pengikisan resin komposit hanya dilakukan secara invitro. Karena itu hasilnya masih perlu dipertanyakan, apakah sama dengan yang terjadi dalam mulut. Percobaan Swartz dkk ( 1982 ) mendapatkan hasil bahwa ternyata resin komposit jenis mikrofil kurang tahan terhadap sikat gigi.

Pengikisan karena sikat gigi atau secara kimiawi dapat terjadi pada resin komposit. Disamping itu suatu “plucking phenomena” juga dikemukakan oleh Horn (1981) sebagai akibat dari pelunakan atau "fatigue" permukaan resin karena terlepasnya bahan pengisi. Lepasnya bahan pengisi ini di duga karena matrik organik terkikis oleh abrasi, atrisi, proses kimia, atau keadaan biologik rongga mulut.

Fan dkk ( 1979 ) juga telah mengemukakan hasil penelitian mengenai pengikisan secara invitro. Mereka mendapatkan bahwa resin komposit jenis mikrofil mempunyai “abrasion rate” yang cukup tinggi. Dengan kata lain resin komposit jenis ini lebih mudah terkikis.

Dengan menggunakan resin komposit tahan lama yang memiliki sifat fisik terbaik, dokter gigi layak mengharapkan restorasi resin komposit klas I bertahan sekurangnya 10 tahun atau lebih.

Meskipun resin komposit memiliki banyak keunggulan, namun beberapa peneliti mengatakan bahwa bahan tersebut ternyata masih mempunyai beberapa kelemahan. Antara lain berupa sifat iritasinya terhadap jaringan pulpa serta adaptasi yang tidak baik terhadap dinding kavitas.

Sifat iritasi resin komposit erat hubungannya dengan sifat kimia bahan tersebut. Sayegh menyatakan bahwa resin komposit merupakan bahan tumpat yang bersifat toksik terhadap jaringan pulpa. Ini berarti resin komposit dapat mengiritasi serta mengakibatkan radang pulpa. Namun lebih lanjut Brannstrom mengemukakan bahwa iritasi pulpa ini terutama di sebabkan oleh kebocoran yang terjadi melalui tepi tumpatan serta diikuti oleh invasi mikroorganisme dan cairan mulut melalui tubuli dentin. Kebocoran tersebut terutama disebabkan oleh pengerutan yang terjadi selama polimerisasi resin komposit. Keadaan demikian dapat mengakibatkan kegagalan adaptasi bahan tersebut terhadap dinding kavitas. (PERBAIKAN RESTORASI RESIN KOMPOSIT KELAS I)

H. Desain dan Teknik Preparasi Kavitas

Ciri-ciri dasar dari karakteristik fisik bahan restorasi estetik yang akan mempengaruhi desain kavitas adalah:

1. Bahan bila diaduk plastis, kemudian menjadi keras, oleh kaena itu bahan dapat ditempatkan ke dalam kavitas yang undercut-nya akan membentuk retensi mekanis yang positif.

2. semua daerah pada gigi-gigi anterior harus dapat dibersihkan dengan mudah oleh pasien dan beberapa semen perlahan-lahan dapat mengeluarkan fluorida, sehingga perluasan minimal merupaakan keharusan.

3. kekuatan tensil dan kompresi serta ketahanan bahan terhadap abrasi adalah lebih rendah dibandingkan enamel gigi. Pada preparasi kavitas untuk bahan-bahan ini hanya sejumlah kecil permukaan gigi yang akan diasah.

4. Gigi mempunyai variasi warna yang lebih samar pada permukaannya. Bahan restorasi pada dasarnya harus mempunyai warna yang sederhana dan sejauh ini semuanya akan mudah berubah dan mengalami pembentukan stain setelah beberapa lama. Hanya sejumlah kecil daerah bahan restorasi yang boleh terlihat pada permukaan labial gigi.

5. Bahan estetik umumnya mengiritasi pulpa sehingga perlu digunakan pelapik. 4

Prinsip preparasi kavitas:

1. Membentuk jalan masuk.

2. Menghilangkan karies dan jaringan yang lemah akibat karies.

3. Membuat bentuk yang memuaskan secara biologis.

4. Membuat bentuk yang memuaskan secara meknais.

Klas 1

Pada umumnya dipergunakan restorasi amalgam. Akhir-akhir ini semen komposit dianggap tidak lagi cocok untuk digunakan merestorasi kavitas oklusal, tetapi untuk kavitas yang kecil yang berada ada permukaan oklusal yang cukup sehat, tetap dapat dilakukan restorasi dengan komposit etsa asam asalkan fisura yang masih ada juga direstorasi pada saat yang bersamaan. Dengan makin membaiknya sifat fisik dari resin komposit, bahan ini dapat dipertimbangkan kegunaannya untuk kavitas yang besar. Dewasa ini resin komposit hanya cocok digunakan untuk restorasi kavitas lingual pada gigi yang sudah dirawat saluran akar.

Klas II

Pada umumnya dipergunakan restorasi amalgam.

Klas III

Semen komposit adalah bahan pilihan baik berupa bahan tumpat konvensional atau teknik etsa asam.

Ciri-ciri utama dari kavitas klas III bahan restorasi estetik adalah:

- Daerah permukaan kavitas harus sekecil mungkin dengan jalan masuk dan lapang pandang yang baik.

- Preparasi pada permukaan labial gigi harus seminimal mungkin. Bila karies mengenai permukaan labial, outline kavitas harus dibuat harmonis dengan kontur gigi.

- Kavitas harus dibuat cukup dalam untuk tempat pelapik dan bahan tumpat.

- Retensi pit dan fisura yang baik harus dibuat bila tidak digunakan teknik bonding.

Klas IV

Bahan komposit ini kurang ideal karena ketahanan terhadap abrasinya yang rendah. Meskipun demikian, kavitas yang mengenai tepi insisal dapat direstorasi menggunakan semen komposit dengan teknik etsa asam.

Desain Preparasi: semua karies dan enamel yang tidak terdukung dipreparasi dari gigi dan dibuat bevel half-thickness 135ยบ pada semua tepi enamel. Bevel ini akan menyempuranakan preparasi.

Klas V

Prinsip yang melatarbelakangi desain kavitas dan teknik preparasi yang akan ditumpat dengan bahan restorasi estetik adalah sama persis dengan desain untuk restorasi amalgam.

I. Tahap Aplikasi Bahan Resin Komposit

Kesimpulan tindakan yang dilakukan untuk restorasi resin komposit:

1. Anastesi lokal (bila perlu)

2. Isolasi dengan isolator karet.

3. Preparasi, ragangan bentuk internal.

4. Pembuangan jaringan karies.

5. Penempatan pin (tergantung pilihan).

6. Pemberian pelapik kalsium hidroksida di atas dentin.

7. Etsa asam (bila indikasi).

8. Pemeriksaan kembali pelapik dan dihindarkan dari daerah retensi.

9. Penempatan bahan bonding.

10. Penempatan restorasi dan penyelesaian.

Manipulasi dari bahan ini umumnya bervariasi. Bahan dipasarkan dalam dua macam bentuk, bahan yang diaktifkan dengan cahaya dan bahan yang diaktifkan secara kimia.

Untuk bahan resin yang diaktifkan dengan cahaya, bahan dasarnya diaduk dan diaplikasikan ke kavitas gigi, ditahan pada tempatnya dengan dengan matriks dan dipolimerisasi dengan menggunakan cahaya yang kuat. Bahan-bahan ini mempunyai kelebihan yaitu waktu kerjanya tidak terbatas sehingga memungkinkan matrik dipasang dengan tanpa tergesa-gesa, tetapi harus digunakan dengan hati-hati karena bila bahan ini terlalu tebal pengerasannya mungkin tidak merata.

Resin yang diaktifkan secara kimia mempunyai waktu yang terbatas dan dewasa ini dipasarkan dalam tiga sistem:

1. Sistem 2 adonan, polimerisasi terjadi bila kedua adonan dicampur dan diaduk bersama.

2. Adonan yang mengandung semua bahan kecuali aktivator yang berbentuk larutan terpisah dan diaduk dengan adonan sebelum digunakan.

3. Sistem bubuk-cairan; bubuk mengandung bahan pengisi anorganik dan aktivator, cairan mengandung monomer dan komponen-komponen lainnya.

Menempatkan restorasi

J. Modified Resin Komposit

Kompomer merupakan resin komposit yang telah dimodifikasi dengan poliacid. Istilah kompomer adalah gabungan dari kata Komposit dan Glass Ionomer.Komponen resinnya terdiri dari polycarboxylic acid dan methacrylate yang memungkinkan terjadinya ikatan silang antara gugusan methacrylate dengan gugusan komposit dan karboksil yang berdasarkan reaksi asam seperti glass-ionomer. Anusavice Kompomer didefinisikan sebagai Polyacid-Modified Resin. Beda dari Kompomer dan Komposit adalah bahwa monomer kompomer berisi grup fungsional asam yang dapat berperan dalam reaksi asam basa mengikuti polimerisasi molekul resin. Glass Ionomer yang sejati harus terdiri dari dua komponen sistem yang menggunakan reaksi asam-basa yang dapat terjadi segera. GI konvensional harus diaduk sebelum penggunaan. Dengan kompomer ada satu sistem tunggal yang tidak boleh terkena air untuk mencegah reaksi prematur GI. Kruger

Kompomer juga diaktivasi menggunakan cahaya dan bahan pengisinya berupa glass dan glass berfloride seperti pada komposit. Akan tetapi, proses pelepasan ion florida pada kompomer berbeda dengan glass-ionomer , karena resin mengikat filler segera setelah diaktivasi dengan cahaya yang menandakan mulainya proses curing. Kruger

Polimerisasi resin terjadi terhadap kompomer setelah bahan diletakkan. Reaksi GI dapat terjadi jika terdapat air. Air adalah medium yang penting dalam reaksi asam-basa. Dengan adanya air dalam rongga mulut, grup fungsional Asam yang terikat dengan unit monomer yang sekarang menjadi bagian bahan yang berpolimerisasi dapat bereaksi dengan Basa (Glass) untuk menstimulasi reaksi GI. Sebagai hasil dari reaksi ini, fluorida dilepaskan. Kadar pelepasan fluorida dari kompomer secara signifikan lebih rendah daripada GI atau RMGI. Kruger

Reaksi setting pada kompomer terjadi dalam dua fase. Fase pertama sama seperti light activated resin komposit dan membentuk suatu gugusan resin yang meliputi bahan pengisinya. Tahap ini mengakibatkan material ini mengeras pada kavitas preparasi. Reaksi pada fase kedua terjadi lebih lambat karena reaksi asam yang membutuhkan waktu lebih dari sebulan. Material-material tersebut tidak terikat pada struktur gigi melalui proses ion exchange seperti pada glass-ionomer. Pada saat aplikasi kompomer juga dilakukan etsa asam dan adesif. Bonding agent akan mengurangi kemungkinan florida terlepas dan masuk ke dentin. Penelitian menunjikkan bahwa adaptasi cervical margin terhadap kompomer sama dengan terhadap resin komposit. Komposit dapat digunakan terutama pada kondisi dimana komposit microfilled akan digunakan. Anusavice

Ketika diperkenalkan, tidak disebutkan keharusan etsa asam oleh pabriknya. Hal ini merupakan keuntungan penggunaan komposit disamping pelepasan fluorida. Namun penggunaan etsa telah dibuktikan sebagai prosedur yang signifikan untuk memperbaiki retensi dan kebocoran tepi dari kompomer.

Berikut hal-hal mengenai kompomer, yaitu Kruger:

· Berisi pasta yaitu Ca, Al, F, Filler silikat glass dalam monomer dimetakrilat dengan molekul seperti asam akrilik

· Mengeras dengan polimerisasi C=C dari metakrilat (reaksi asam basa yang tertunda di antara glass dan molekul asam)

· Berikatan dengan gigi melalui bahan adhesif

· Kuat, biokomptabilitas dan kelarutan rendah

· Lebih kuat terhadap keausan daripada komposit, pelepasan F yang lebih rendah dari GI dan Komposit Packable.

DAFTAR PUSTAKA

1. Munadziroh, Elly. Kekuatan kompresi resin komposit yang direndam dalam aquabidest dengan temperatur berbeda (Compresive strength of composite resin after immersed in aquabidest atdifferent temperatures). Dental journal

2. Craig RG, Powers JM, Wataha JC. 2000. Dental Materials Properties and Manipulation. 7th ed. Missouri: Mosby, Inc. pp: 60-61

3. Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF. 2003. Dental Materials Clinical Applications for Dental Assistants and Dental Hygienists. Missouri: Elsevier science

4. Eccles,J.D. 1994.The Conservation of the Teeth.2nd Ed. Oxford:Blackwell Sc.P.Ltd..pp; 75-124

5. Anusavice, K.J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Pp:251-253.

6. Jordan, R.E. 1992. Esthetic Composite Bonding Techniques and Materials 2nd Ed. St.Louis, Missouri : Mosby Year Book. p; 38.

7. Mc Cabe, J.F. 1990. Applied Dental Materials 7th Ed. Oxford : Blackwell Scientific Publications. p; 157-159.

8. Kugel,DMD,Dr. Direct and Indirect Esthetic Adhesif Restorative Materials : A Review. Available from : http://dention.bravehost.com/ Accessed on March 11 2009 at 08.04 p.m.

2 komentar:

Silakan anda bisa memberi komentar atas tulisan saya diatas...